BACA BERITA

Siap-siap Rupiah Bangkit ke Level Ini

Author: matauang Category: Keuangan
Rupiah (IDR) kembali tertekan terhadap dolar AS (USD) pada perdagangan Selasa, 16 September 2025.

Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi mengungkapkan bahwa Rupiah ditutup melemah 24 point terhadap dolar AS, setelah sebelumnya sempat menguat 55 point di level Rp 16.440 dari penutupan sebelumnya di level Rp 16.416.

"Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 16.400 - Rp 16.450," ungkap Ibrahim dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (16/9/2025).

Di sisi internal, pelemahan rupiah terjadi menyusul respon negatif pasar terhadap kebijakan Menteri keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengucurkan dana pemerintah di Bank Indonesia sebesar Rp 200 triliun ke perbankan.

Menurutnya, dalam pengucuran dana, seharusnya dimulai dari proses legislasi yang baik melalui APBN dan diajukan dengan sistematis berapa jumlah yang diperlukan dan program apa saja yang akan dijalankan. Proses penyusunan, penetapan dan alokasi APBN diatur oleh UUD 1945 Pasal 23, UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara, dan UU APBN setiap tahun.

Ibrahim sebelumnya menyebutkan bahwa dampak dari transfer dana pemerintah Rp 200 triliun ke perbankan terbilang kecil untuk pergerakan rupiah.

"Setelah Menteri Keuangan (Purbaya Yudhi Sadewa) menggelontarkan Rp 200 triliun ke bank himbara, pasar masih pesimis tentang apakah dana ini akan disalurkan ke perusahaan properti atau ujung-ujungnya disalurkan kembali ke obligasi?," bebernya.

Dari sisi eksternal, rupiah tersengat sentimen ketegangan geopolitik yang memanas di Eropa Timur, di mana militer Rusia melancarkan serangan besar-besaran di kota Zaporizhzhia di tenggara Ukraina.

Rupiah juga tertekan oleh perkembangan dari langkah Presiden AS Donald Trump pekan lalu untuk mengenakan sanksi tingkat kedua terhadap industri minyak Rusia, yang menargetkan negara pembeli utama yakni India dan China. Trump sendiri telah mengenakan tarif perdagangan sebesar 50% kepada India pada akhir Agustus terkait isu tersebut.

Selain itu, rupiah juga melemah menjelang pertemuan pejabat Federal Reserve (The Fed) pada 16-17 September mendatang. Bank sentral AS tersebut diyakini akan melakukan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin.

"Pasar juga akan berfokus pada proyeksi kebijakan The Fed ke depannya dan proyeksi ekonomi terbaru, yang akan membentuk arah kebijakan moneter hingga akhir tahun," papar Ibrahim.

Sentimen eksternal lainnya pada rupiah yaitu putusan pengadilan banding AS yang mengabulkan pengajuan banding oleh Gubernur The Fed Lisa Cook terhadap tuntutan pengunduran diri. Adapun sentimen keputusan senat mengonfirmasi penasihat ekonomi Trump, yakni Stephen Meeran ke Dewan Gubernur The Fed.

"Investor memandang penunjukan ini sebagai tanda bahwa bank sentral dapat menghadapi tekanan yang lebih kuat untuk menyelaraskan diri dengan kebijakan Gedung Putih," jelas Ibrahim.